Selasa, 09 November 2010

ABU VULKANIK DAN 1001 BAHAYANYA

Seperti namanya, abu vulkanik berasal dari aktivitas gunung berapi. WHO mengatakan, konsentrasi abu vulkanik setiap gunung berapi berbeda, tergantung kondisi alam seperti suhu udara dan angin. Kandungan abu vulkanik satu gunung berapi mungkin sedikit berbeda dengan gunung berapi lainnya. Tetapi secara umum, selain unsur-unsur mineral seperti Ca, Mg, Mn, Zn, dll, dalam jumlah kecil, kandungan utama abu vulkanik adalah kristalin silika bebas (silikon dioksida, SiO2) dalam bentuk kuarsa, kristobalit, atau mineral tridimit dalam berbagai proporsi. Mineral silika digambarkan sebagai “bebas” karena senyawa silikon dioksida tidak terikat pada unsur lain untuk membuat mineral baru, misalnya, magnesium untuk membentuk mineral olivin. SI O2/Silika mirip bahan industri kaca.merupakan glass hard yang sangat halus. Jika dilihat dengan mikroskop tepi dan ujung-ujungnya runcing.



Sebagai contoh, abu vulkanik dari letusan eksplosif Gunung Sint Helena selama 9 jam pada tanggal 18 Mei tahun 1980 yang jatuh di Washington timur terdiri dari 3 – 7 persen silika bebas (kristobalit dan kuarsa) dengan ukuran di bawah 10 mikron. Letusan Soufriere Hills Volcano yang dimulai pada tahun 1995 menghasilkan sejumlah besar abu halus terdiri dari 10-24 persen silika kristal, suatu kadar yang termasuk tinggi. Bagaimana dengan Merapi? Belum ada informasinya secara rinci. Tetapi kawan-kawan bisa loh, …membantu mengumpulkan abu Merapi dan mengirimkannya ke The International Volcanic Health Hazard Network untuk diidentifikasi kandungannya. Seseorang dengan bronkhitis, emfisema dan asma disarankan mengurangi aktivitas di luar ruang karena paparan abu vulkanik bisa memperparah gangguan kesehatan. Dalam jangka lama, seorang yang terpapar debu silika dapat menderita silicosis. Silicosis merupakan penyakit yang ditandai dengan napas pendek, demam, dan cyanosis (kulit yang berwarna kebiruan).
Silicosis terjadi karena partikel silika yang terhirup tidak dapat dikeluarkan lagi dari paru-paru. Adanya benda asing membuat jaringan paru-paru membengkak. Silika dan unsur ikutan lain juga menjadi senyawa racun yang kemudian merusak jaringan paru-paru.
Silicosis dapat dicegah dengan memastikan kadar silika selalu di bawah ambang batas. Itu sebab, dust sampling (uji debu) perlu dilakukan berkala untuk memantau kadar silika pada suatu area kerja. Jika ditemukan kadar diatas ambang batas, tindakan perbaikan mesti dilakukan.
Agar perlindungan menjadi maksimal, masyarakat sekitar mesti dibekali dengan respirator (masker anti debu). Respirator dilengkapi dengan filter hingga mampu mencegah partikel debu terhirup ke dalam paru-paru.
Partikel abu vulkanik yang kasar umumnya juga membuat mata terasa tidak nyaman, bahkan memicu iritasi terutama mereka yang mengenakan lensa kontak. Sejumlah pakar menyarankan penggunaan kacamata biasa.
Selain itu, mereka yang tengah berada di lingkungan hujan abu vulkanik juga diminta tak sembarangan menggosok mata meski terasa sakit, gatal, dan merah. Gosokan tangan dikhawatirkan akan memicu goresan partikel abu di kornea.
Kasus terparah adalah terjadinya peradangan pada kantung conjuctival yang mengelilingi bola mata sehingga mata menjadi merah, terasa seperti terbakar dan sensitif terhadap cahaya
Makin Halus Abu Vulkanik, Makin Bahaya yang paling berpotensi merusak tubuh adalah partikel terkecil kurang dari 1/100 milimeter.
Suhu abu vulkanik ini bisa mencapai hampir 800-1.500 derajat celsius. Ada pula gas berbahaya yang mengandung sulfur dioksida, karbon dioksida dan hidrogen flurida. Bila gas ini terkena pada manusia, dapat mengakibatkan kebutaan, kulit rusak kronis dan gangguan pada sistem paru-paru.
Sedangkan bila naik ke angkasa, maka awan panas akan terbentuk dan menyebabkan hujan asam. Seperti diketahui, hujan asam juga sangat berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan lingkungan. Kandungan racunnya dapat menurunkan kesuburan tanah dan kematian bagi hewan. Munculnya abu dan gas vulkanik itu bermula dari tekanan magma yang berada di perut gunung berapi.

By_Agiestia Arifa Putri 08303244023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar