Gunung Merapi memuntahkan abu vulkanik saat bererupsi. Abu yang sangat halus ini bukan sembarang abu karena bisa membuat mesin pesawat tak berfungsi, merobohkan rumah dan pohon, serta membuat tanaman layu.
Bila Anda memiliki tanaman yang terpapar abu vulkanik, rajin-rajinlah menyiram tanaman itu, bila tidak tanaman kesayangan Anda bisa layu dan mati. Petani pun bisa gagal panen bila abu tersebut mengendap di daun tanaman. Sebab abu itu akan menyumbat mulut daun atau stomata sehingga pernafasannya terganggu, selain itu proses fotosintesis juga terhambat.
Hal itu disampaikan dosen ilmu fisika tanah UGM, Prof Dr Ir Bambang Djatmo Kertonegoro MSc dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (8/11/2010):
Di Purworejo dan Magelang, Jawa Tengah, banyak pohon yang layu akibat tertabur abu vulkanik. Seberapa berbahaya abu ini bagi tanaman?
Kalau kita lihat, sejarah atau riwayat dari abu vulkanik ini adalah magma yang membeku. Tadinya magma itu merah seperti cairan besi. Lalu ketika terlontar ada kontak dengan atmosfer lalu membeku. Lontaran yang sangat kuat ini karena dari dalam Merapi ada tekanan gas yang sangat kuat, sehingga meledak terlempar ke atas. Ketika meledak,
pecahannya juga bermacam-macam.
Pecahannya ada bongkahan batu besar, kerikil, dan ada juga partikel yang halus. Yang berat jatuh di sekitar puncak Merapi, sedangkan pasir jatuhnya agak jauh. Lalu yang debu agak jauh lagi.
Partikel itu kalau menempel di daun bisa menyebabkan mulut daun tertutup. Kalau sudah begitu maka nggak bisa menyedot oksigen (mengganggu respirasi). Selanjutnya proses fotosintesis juga terganggu. Makanya kalau tertutup lama, tanaman akan menjadi layu. Petani bisa gagal panen.
Untuk menghindari gagal panen, petani harus segera menyiram tanamannya?
Iya. Bisa dibantu juga kalau hujan deras datang. Tapi kalau hujannya cuma gerimis, itu malah semakin membuat abu yang menempel di daun menjadi pekat kayak lumpur yang menempel dan nggak mau jatuh.
Kalau hujannya cuma rintik, daun-daun akan membawa beban yang semakin berat. Akibatnya banyak dahan yang tumbang. Ada kebun salak yang pelepah daunnya pada patah karena nggak kuat menahan. Ada juga daun kelapa yang patah, terkulai ke bawah karena berat.
Gagal panen di dekat lereng Merapi terjadi karena tanaman terkena batu bercampur kerikil dan debu yang suhunya masih panas. Jadinya daun-daun terbakar.
Apa dampak lain dari abu vulkanik bagi tanaman?
Sebetulnya abu vulkanik kalau dilihat riwayatnya mengandung banyak unsur. Ada kalium, kalsium, magnesium, besi, silika. Itu sebagian besar diperlukan tanaman. Abu vulkanik bagi tanah bisa menyuburkan.
Ada dampak negatifnya?
Waktu gunung meletus, ada gas sulfatara atau belerang yang ikut keluar. Sebenarnya belerang dalam skala yang pas diperlukan tanaman juga. Kalau (sulfatara) banyak lalu menjadi hujan. Akan jadi hujan asam. Kalau hujan asam, tanahnya jadi asam.
Tanaman yang tumbuh di tanah yang pH (derajat keasamannya)-nya sekitar 3 atau 4 bisa membuat tanaman tidak tumbuh dengan baik. Tanaman akan keracunan, juga bisa tumbuh kerdil. Tapi kalau tanahnya basa, kena hujan asam bisa mendekati netral. Tanah netral itu mengarah ke pH 7, itu tanah yang bagus.
Kalau tanah pH-nya rendah maka unsur aluminium dan besi mudah larut sehingga tanaman akan keracunan atau kerdil. Sebaliknya di tanah yang basa, tanaman juga tidak bisa tumbuh baik karena unsur-unsurnya tidak mudah diserap tanaman.
Setelah hujan abu perlu diukur keasaman tanahnya?
Saya rasa itu perlu, untuk menghindari hasil panen yang tidak bagus. Untuk mengukurnya ada alatnya yaitu pH Meter. Caranya, tanah dilarutkan ke akuades, lalu dicelupi elektrode, nanti tinggal dibaca.
Atau bisa juga dengan kertas pH, seperti test pack untuk mengetes kehamilan. Jadi larutan tanah dicelupi kertas pH, dan hasilnya bisa dibaca. Kertas ini beli di toko bahan kimia.
Endapan abu vulkanik ada yang memiliki ketebalan hingga 4-5 cm. Bila tanah diselimuti endapan abu setebal itu apa dampaknya?
Kalau tanah pertanian, bisa kita cangkul sehingga akan tercampur dengan tanah biasa. Tapi kalau di hutan, tidak dicangkul, maka endapan abu akan tetap di atas tanah. Baru nanti kalau ada hujan ada sebagian partikel yang masuk ke dalam tanah seperti kalium dan kalsium.
Bagaimana dengan tanaman pertanian yang dikonsumsi daunnya?
Harus segera disiram dan harus tuntas, supaya mulut daun terbuka kembali. Kalau sayur-sayuran dicuci berulang kali. Asal partikel bisa lepas, saya rasa itu sudah aman.
Silikat itu sangat dominan dalam abu vulkanik. Silika itu sangat keras dan ada sekitar 40-60 persen kandungannya dalam abu. Meski sangat halus, tetapi juga sangat keras, kalau masuk ke paru-paru dan terakumulasi bisa berbahaya. Ini juga kalau kena air sedikit berbeda dengan lumpur biasa. Lumpur biasa itu benar-benar licin, kalau ini agak kasar karena kandungan silikanya. Kalau menempel di kulit langsung kita gosok juga bisa membuat kulit luka.
Bila Anda memiliki tanaman yang terpapar abu vulkanik, rajin-rajinlah menyiram tanaman itu, bila tidak tanaman kesayangan Anda bisa layu dan mati. Petani pun bisa gagal panen bila abu tersebut mengendap di daun tanaman. Sebab abu itu akan menyumbat mulut daun atau stomata sehingga pernafasannya terganggu, selain itu proses fotosintesis juga terhambat.
Hal itu disampaikan dosen ilmu fisika tanah UGM, Prof Dr Ir Bambang Djatmo Kertonegoro MSc dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (8/11/2010):
Di Purworejo dan Magelang, Jawa Tengah, banyak pohon yang layu akibat tertabur abu vulkanik. Seberapa berbahaya abu ini bagi tanaman?
Kalau kita lihat, sejarah atau riwayat dari abu vulkanik ini adalah magma yang membeku. Tadinya magma itu merah seperti cairan besi. Lalu ketika terlontar ada kontak dengan atmosfer lalu membeku. Lontaran yang sangat kuat ini karena dari dalam Merapi ada tekanan gas yang sangat kuat, sehingga meledak terlempar ke atas. Ketika meledak,
pecahannya juga bermacam-macam.
Pecahannya ada bongkahan batu besar, kerikil, dan ada juga partikel yang halus. Yang berat jatuh di sekitar puncak Merapi, sedangkan pasir jatuhnya agak jauh. Lalu yang debu agak jauh lagi.
Partikel itu kalau menempel di daun bisa menyebabkan mulut daun tertutup. Kalau sudah begitu maka nggak bisa menyedot oksigen (mengganggu respirasi). Selanjutnya proses fotosintesis juga terganggu. Makanya kalau tertutup lama, tanaman akan menjadi layu. Petani bisa gagal panen.
Untuk menghindari gagal panen, petani harus segera menyiram tanamannya?
Iya. Bisa dibantu juga kalau hujan deras datang. Tapi kalau hujannya cuma gerimis, itu malah semakin membuat abu yang menempel di daun menjadi pekat kayak lumpur yang menempel dan nggak mau jatuh.
Kalau hujannya cuma rintik, daun-daun akan membawa beban yang semakin berat. Akibatnya banyak dahan yang tumbang. Ada kebun salak yang pelepah daunnya pada patah karena nggak kuat menahan. Ada juga daun kelapa yang patah, terkulai ke bawah karena berat.
Gagal panen di dekat lereng Merapi terjadi karena tanaman terkena batu bercampur kerikil dan debu yang suhunya masih panas. Jadinya daun-daun terbakar.
Apa dampak lain dari abu vulkanik bagi tanaman?
Sebetulnya abu vulkanik kalau dilihat riwayatnya mengandung banyak unsur. Ada kalium, kalsium, magnesium, besi, silika. Itu sebagian besar diperlukan tanaman. Abu vulkanik bagi tanah bisa menyuburkan.
Ada dampak negatifnya?
Waktu gunung meletus, ada gas sulfatara atau belerang yang ikut keluar. Sebenarnya belerang dalam skala yang pas diperlukan tanaman juga. Kalau (sulfatara) banyak lalu menjadi hujan. Akan jadi hujan asam. Kalau hujan asam, tanahnya jadi asam.
Tanaman yang tumbuh di tanah yang pH (derajat keasamannya)-nya sekitar 3 atau 4 bisa membuat tanaman tidak tumbuh dengan baik. Tanaman akan keracunan, juga bisa tumbuh kerdil. Tapi kalau tanahnya basa, kena hujan asam bisa mendekati netral. Tanah netral itu mengarah ke pH 7, itu tanah yang bagus.
Kalau tanah pH-nya rendah maka unsur aluminium dan besi mudah larut sehingga tanaman akan keracunan atau kerdil. Sebaliknya di tanah yang basa, tanaman juga tidak bisa tumbuh baik karena unsur-unsurnya tidak mudah diserap tanaman.
Setelah hujan abu perlu diukur keasaman tanahnya?
Saya rasa itu perlu, untuk menghindari hasil panen yang tidak bagus. Untuk mengukurnya ada alatnya yaitu pH Meter. Caranya, tanah dilarutkan ke akuades, lalu dicelupi elektrode, nanti tinggal dibaca.
Atau bisa juga dengan kertas pH, seperti test pack untuk mengetes kehamilan. Jadi larutan tanah dicelupi kertas pH, dan hasilnya bisa dibaca. Kertas ini beli di toko bahan kimia.
Endapan abu vulkanik ada yang memiliki ketebalan hingga 4-5 cm. Bila tanah diselimuti endapan abu setebal itu apa dampaknya?
Kalau tanah pertanian, bisa kita cangkul sehingga akan tercampur dengan tanah biasa. Tapi kalau di hutan, tidak dicangkul, maka endapan abu akan tetap di atas tanah. Baru nanti kalau ada hujan ada sebagian partikel yang masuk ke dalam tanah seperti kalium dan kalsium.
Bagaimana dengan tanaman pertanian yang dikonsumsi daunnya?
Harus segera disiram dan harus tuntas, supaya mulut daun terbuka kembali. Kalau sayur-sayuran dicuci berulang kali. Asal partikel bisa lepas, saya rasa itu sudah aman.
Silikat itu sangat dominan dalam abu vulkanik. Silika itu sangat keras dan ada sekitar 40-60 persen kandungannya dalam abu. Meski sangat halus, tetapi juga sangat keras, kalau masuk ke paru-paru dan terakumulasi bisa berbahaya. Ini juga kalau kena air sedikit berbeda dengan lumpur biasa. Lumpur biasa itu benar-benar licin, kalau ini agak kasar karena kandungan silikanya. Kalau menempel di kulit langsung kita gosok juga bisa membuat kulit luka.
Anie (08303244003)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar