Saat ini ketika Gunung Merapi dalam status awas dan mengeluarkan debu vulkanik yang menyebar sampai ke Muntilan, Magelang, Temanggung, Boyolali, dan Yogyakarta, bahkan mungkin sampai di luar wilayah-wilayah tersebut besarnya letusan, arah letusan, dan arah serta kecepatan angin. Debu Merapi yang menyebar menjadi partikel di udara kita / atmosfer tersebut mengandung-unsur-unsur kimia belerang (sulfur).
Dampak bagi lingkungan hidup
Pengaruh debu Merapai pada tanaman dalam bentuk debunya adalah jika debu tersebut menempel pada daun, dan bertambah dengan uap air atau hujan gerimis, maka pada daun tersebut akan terbentak kerak di permukaan daun. Apabila kerak tersebut tidak mampu hilang oleh air hujan, penyiraman, atau penggosokan, lapisan terseburt akan mengganggu fotosintesis. Gangguan terhadap fotosintesis terjadi karena kerak akan mengahambat penyerapan sinar matahari dan pertukaran CO2 pada fotosintesis. Ketika proses fotosintesis terganggu maka proses pertumbuhan tanaman menjadi terganggu, produksi menurun, bahkan mati. Beberapa produk pertanian seperti kubis bunga,terung, cabai, tomat,salak, dan tanaman yang mengahasilkan buah, berkurang/gagal dalam proses penyerbukan, sementara produk berupa daun misal seperti kobis, bayam daunnya rusak/produktivitas menurun. Debu juga akan mengurangi mutu daun tembakau apabila abu menempel pada daun, apalagi ketika masa munggeli, di mana pada daun akan mengeluarkan cairan lengket (mingsri).
Akibat selanjutnya adalah pada ternak, rasa daun jelas akan berbeda, juga kandungan kimia pada daun, sehingga ternak tidak mau makan, produktivitas juga menurun.
Apabila debu masuk ke dalam air, debu akan menjadi kontaminan yang apabila diminum akan berdampak negatif bagi kesehatan manusia. Juga pada ikan, akan tidak tahan, bahkan mati. Air juga akan menjadi keruh.
Disamping dampak negatif, debu merapi berdampak positif bagi tanah, yaitu setelah jangka waktu tertentu akan menyuburkan tanah. Debu merapi yang menjadi polutan dan masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, mata, maupun menempel / ritasi di kulit. Sifat kimia dari sulfur adalah merusak jaringan kulit dan jaringan selaput lendir mata. Radang hidung, radang tenggorokan, sesak nafas, radang mata dapat terjadi.
Pengaruh ke Material lain
Sulfur yang bersifat asam akan bersifat korosif jika menempel pada material dari logam jika sudah tercampur dengan air embun/gerimis dan debu masih menempel di material. Sementara pada material yang terbuat dari tanah/semen/batu (misal candi) akan terjadi cacat pada bagian permukaan material tersebut. Cat pada pagar misalnya, juga dapat rusak.
Solusi
1) Pakai masker, untuk melindungi debu masuk ke saluran pernafasan dan pencernaan, pakailah masker bila kita berada pada daerah yang sedang berlangsung hujan debu maupun sisa yang masih beterbangan, baik ketika berada di kondisi lingkungan tersebut maupun ketika sedang berkendara.
2) Pakai kacamata, untuk melindungi mata dari pedih di mata, gatal, dan iritasi jaringan selaput lendir.
3) Penyiraman halaman, lakukan penyiraman halaman, tanaman, jalan di depan rumah bagi penduduk, tanaman, pagar, dan jalan raya/besar oleh pihak berwenang, untuk meminimalisir debu yang beterbangan dan menempel pada tanaman/material tertentu.
4) Tutupi makanan untuk mencegah debu menempel pada makanan dan debu masuk ke sistem pencernaan.
5) Pakai air yang aman, terutama untuk minum.
6) Ketika hujan abu terjadi, jangan ajak anak kecil/bayi keluar rumah. Bila tidak perlu sekali.
7) Jangan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, kalau memang mampu, buat atau beli dan bagikan masker ke lingkungan sekitar, kalau menjual, juallah dengan harga yang murah.
Tidak perlu takut berlebihan, tetapi lakukanlah perlidungan diri secara dini.
Anie 08303244003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar