Sabtu, 20 November 2010

Bahaya Silikosis Abu Vulkanik

Dalam setiap semburan gunung merapi mengandung senyawa kimia yang mengancam kesehatan manusia. Senyawa tersebut di antaranya adalah Silika dioksida (SiO2) 54,56%, aluminium oksida (Al2O3) 18,37%, ferri oksida (Fe2O3) 18,59%, dan kalsium oksida (CaO) 8,33%.
Silika adalah yang paling dominan dan paling berbahaya. Silika memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang bagi kesehatan manusia. Efek jangka pendek mulai dari iritasi kulit, iritasi mata hingga sesak napas. Hal ini karena silika memiliki struktur kristal yang secara mikroskopis terlihat tajam-tajam. Inilah mengapa jika terkena ke jaringan yang sangat sensitif seperti mata, kemudian tanpa sengaja orang mengogosok-gosok, iritasi mata akan langsung terjadi.

Proses Terjadinya Gunung Berapi Meletus



Proses terjadinya Gunung merapi meletus bisa lihat disini. Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.

Mengenal Asap Solfatara


Tekanan magma dari perut Gunung Merapi, membuat asap solfatara dari puncak gunung di perbatasan Jateng/DIY mengalami peningkatan. Turunnya asap tebal warna putih di pagi hari, membuat suhu udara di sekitar gurung yang kini berstatus aktif normal, terasa panas. “Pagi hari, asap solfatara yang keluar merambat turun menelusuri lereng gunung, merupakan pemandangan menarik. Apalagi sejak dua hari ini cuaca cerah, membuat asap yang keluar karena tekanan angin,” kata Pengamat Gunung Merapi di Pos Ngepos, Srumbung, Magelang, Repiyo, kemarin. Menurutnya, turunnya asap solfatara yang keluar dari puncak Merapi, menyebabkan suhu udara terasa panas dan kering, terutama udara di wilayah Kabupaten Magelang. Ini disebabkan karena angin di atas puncak Merapi sangat kencang, dan membuat asap yang disertai awan turun mengikuti arah angin.

Kamis, 18 November 2010

Face of Muntilan City On Friday Nov, 05th 2010 (Part I)



Health Effects of Chlorine in Drinking Water (Part II)

The contamination of water is directly related to the degree of contamination of our environment. Rainwater flushes airborne pollution from the skies, and then washes over the land before running into the, rivers, aquifers, and lakes that supply our drinking water. Any and all chemicals generated by human activity can and will find their way into water supplies.

The chemical element chlorine is a corrosive, poisonous, greenish-yellow gas that has a suffocating odor and is 2 1/2 times heavier than air. Chlorine belongs to the group of elements called halogens. The halogens combine with metals to form compounds called halides. Chlorine is manufactured commercially by running an electric current through salt water. This process produces free chlorine, hydrogen, and sodium hydroxide. Chlorine is changed to its liquid form by compressing the gas, the resulting liquid is then shipped. Liquid chlorine is mixed into drinking water and swimming pools to destroy bacteria.
 

BAHAYA KLORIN BAGI KESEHATAN (Bagian 1)

Gaya hidup modern telah menyebabkan perubahan besar di alam dan lingkungan kita. Saat ini, polusi dan masalah lainnya dalam kehidupan sehari-hari memicu ketidakseimbangan sistem saraf otonom. Hal ini menimbulkan masalah-masalah seperti sakit kepala, migrain, insomnia, dan penyakit lainnya.

Ketidakseimbangan sistem saraf otonom yang parah juga akan mempengaruhi sistem sekresi dalam dan mengurangi kekebalan tubuh. Hal ini dapat menyebabkan penyakit seperti kanker, dll.

Pasir dan Abu Vulkanik Baik Bagi Tanah

Saat terjadinya dan paska meletusnya Gunung Berapi maka ada yang selalu menjadi bahan pembicaraan beberapa kalangan, yakni Pasir dan Abu Vulkanik. Pasir dan Abu Vulkanik menjadi salah satu topik pembicaraan beberapa kalangan karena Pasir dan Abu Vulkanik memiliki sisi lain selain menyebabkan banyak kerugian ternyata memilki nilai dan manfaat positif.

Berikut saya mencoba merangkum manfaat dan nilai ekonomi Pasir dan Abu Vulkanik yang berupa pasir dan debu gunung yang terkandung dalam material vulkanik yang dimuntahkan gunung api, termasuk Gunung Merapi :
 

Hati-hati.., Abu Vulkanik Merapi Bisa Tersimpan di Awan


Abu vulkanik yang banyak mengandung silica yang tajam dan runcing bisa "tersimpan" di awan, dan dikhawatirkan dapat mengganggu penerbangan. "Kandungan silica yang mencapai 56 persen dalam abu vulkanik Gunung Merapi saat ini setelah melayang-layang akhirnya kemungkinan sebagian 'terjebak' di awan," kata pakar geologi dari Universitas Gadjah Mada Agus Hendratno di Yogyakarta, Kamis.

SISI LAIN LETUSAN MERAPI Pasir dan Abu Vulkanik Bernilai Ekonomi


Pasir yang terkandung dalam material vulkanik yang dimuntahkan gunung api, termasuk Gunung Merapi, merupakan pasir kualitas terbaik untuk bahan bangunan. Adapun debu gunung berapi sangat baik digunakan untuk mengembalikan kesuburan tanah.

Sumur Tercemar Abu Vulkanik Harus Dikuras

Debu vulkanik gunung berapi bersifat mudah mengendap dalam air. Karena itu, air sumur yang terkena debu vulkanik akan tetap terlihat jernih. Namun, untuk mencegah risiko dari zat-zat mikro berbahaya, sumur sebaiknya dikuras terlebih dahulu sebelum digunakan.
Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Studi Bencana Alam Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Junun Sartohadi, saat dihubungi dari Jakarta, Senin (8/11/2010). Tindakan preventif pengurasan sumur ini untuk menghilangkan kandungan logam berat yang menempel pada debu vulkanik dan mengendap di dasar sumur.

Bahaya Kuarsa Abu Vulkanik Merapi

Letusan Gunung Merapi untuk kesekian kalinya terjadi lagi. Tak hanya menelan puluhan korban jiwa karena terkena awan panasnya, tapi Merapi juga memuntahkan abu vulkanik yang mengancam kesehatan para pengungsi.
Yang memprihatinkan, abu vulkanik ini tak hanya jatuh di Yogyakarta dan sekitarnya, bahkan terbang bersama angin sampai ke Garut dan Bandung. Abu vulkanik diketahui bisa menyebabkan iritasi mata, penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), hingga gangguan pada kulit.

Abu Vulkanik Sumbat Mulut Daun Sebabkan Tanaman Layu

Gunung Merapi memuntahkan abu vulkanik saat bererupsi. Abu yang sangat halus ini bukan sembarang abu karena bisa membuat mesin pesawat tak berfungsi, merobohkan rumah dan pohon, serta membuat tanaman layu.

Bila Anda memiliki tanaman yang terpapar abu vulkanik, rajin-rajinlah menyiram tanaman itu, bila tidak tanaman kesayangan Anda bisa layu dan mati. Petani pun bisa gagal panen bila abu tersebut mengendap di daun tanaman. Sebab abu itu akan menyumbat mulut daun atau stomata sehingga pernafasannya terganggu, selain itu proses fotosintesis juga terhambat.


Satellites Tracking Mt Merapi Volcanic Ash Clouds

 
Satellites Tracking Mt Merapi Volcanic Ash Clouds

Staff Writers
Paris, France (ESA) Nov 16, 2010
Since its latest series of deadly eruptions, Java's Mt Merapi has been spewing volcanic ash clouds into the air. Satellite data are crucial for assessing the eruption's danger to air traffic and public safety.

Mt Merapi began erupting on 26 October and has killed more than 200 people. Numerous international flights
http://kona.kontera.com/javascript/lib/imgs/grey_loader.gif
in and out of the Indonesia area have been cancelled due to ash clouds.
Flying through such clouds is a threat to safety because the damaging particles can lead to engine failure.

Effects Of Volcanic Ash

Effects Of Volcanic Ash
A significant danger from volcanoes is the volcanic ash that can be ejected high into the atmosphere and cause severe local or regional damage, or even world wide longer term disruption.
Luckily, the majority of current and recent volcanic activity has not resulted in severe damage beyond local vicinities. But there are lots of sleeping giants out there that could potentially change the lives of populations well beyond the local.  There is also a special category of volcanoes reserved specifically for those that would cause extreme damage, the super volcano.
let’s look at something that is common to all, but in varying degrees of impact… Volcanic Ash.

Sebaran Partikel Sulfur Dioksida Gunung Merapi di Strastofer, November 2010

Pada akhir Oktober dan awal November 2010, letusan di Gunung Merapi memproduksi bulu abu, lahar, dan aliran piroklastik (pyroclastic flows). Gunung berapi juga mengeluarkan belerang dioksida (sulfur dioxide), gas berwarna yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan mendinginkan iklim Bumi. Gambar (klik gambar untuk memperbesar) ini menunjukkan konsentrasi sulfur dioksida pada tanggal 4-6 November 2010 seperti yang diamati oleh Ozone Monitoring Instrument (OMI) pada pesawat ruang angkasa NASA Aura.